rewa

rewa
rf

Menggapai Malam Seribu Bulan

Oleh Desi Fitriani Afifah
“Barangsiapa yang menghidupkan Lailatul Qadar ( dengan shalat, dzikir dan tilawah Qur’an ) karena dilandasi oleh dan karena mengharap pahala dari Allah, ia diampuni dosanya yang telah lalu.”(HR. Bukhori )
Setelah disyariatkan nikmat-Nya melalui ibadah puasa dalam rangka meraih ketakwaaan. Allah SWT melengkapi nikmat bagi hamba-Nya melalui Lailatul Qadar yang sering disebut Malam Seribu Bulan yang merupakan malam yang utama dan tidak ada yang lebih utama dari Lailatul Qadar  karena Lailatul Qadar lebih utama dari amalan yang dilakukan selama seribu bulan seperti shalat, tilawah Qur’an, dzikir, shadaqah, zakat dan infak.
            Lailatul Qadar ini hanya diberikan kepada umat Muhammad Saw, sebagaimana riwayat Anas bin Malik r.a, Rasulullah Saw bersabda :
“Lailatul Qadar untuk umatku, dan tidak memberikannya kepada umat sebelumnya”.
Keutamaan Lailatul Qadar
Cukuplah untuk mengetahui tingginya kedudukan Lailatul Qadr dengan mengetahui bahwasanya malam itu lebih baik dari seribu bulan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman (yang artinya):
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur`an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (Al-Qadr:1-5)
Dan juga dari hadits Rasulullah yang artinya
,”Sesungguhnya para malaikat pada malam itu lebih banyak turun ke bumi daripada jumlah pepasiran.” (HR. Ibnu Khuzaimah yang sanadnya dihasankan oleh Al Bani)

Keutamaan lain dari  Lailatul Qadar ialah pada malam itu pintu-pintu langit dibuka, dan Allah menerima taubat dari hamba-Nya yang bertaubat. Pada malam itu juga para malaikat turun ke bumi menghampiri hamba-hamba Allah yang sedang Qiyamullail dan melakukan dzikir, para malaikat mengucapkan salam pada mereka.
            Tanda-tanda  Lailatul Qadar
Ada beberapa tanda-tanda terjadinya Lailatul Qodar yang dijelaskan Rosulullah dalam haditsnya yang diantaranya adalah
Dari Ubaiy, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Pagi hari malam Lailatul Qadr, matahari terbit tidak ada sinar yang menyilaukan, seperti bejana hingga meninggi.” (HR. Muslim no.762)
Dan dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Malam Lailatul Qadr adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak juga dingin, dan keesokan harinya sinar mataharinya melemah kemerah-merahan.” (HR. Ath-Thayalisiy 349, Ibnu Khuzaimah 3/231 dan Al-Bazzar 1/486, sanadnya hasan)



Waktu terjadinya Lailatul Qadar
Pendapat yang paling kuat,tentang terjadinya Lailatul Qadr itu pada malam di akhir-akhir bulan Ramadhan sebagaimana ditunjukkan oleh hadits ‘A`isyah, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dan beliau bersabda:
 “Carilah Lailatul Qadr di malam ganjil pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Al-Bukhariy no.2017 dan Muslim no.1169)
Jika seseorang merasa lemah atau tidak mampu, maka janganlah sampai terluput dari tujuh hari terakhir, berdasarkan riwayat dari Ibnu ‘Umar, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
 “Carilah di sepuluh hari terakhir, jika salah seorang di antara kalian tidak mampu atau lemah maka jangan sampai terluput dari tujuh hari sisanya.” (HR. Muslim no.1165)
Walau Rosulullah SAW telah menjelaskan tentang kapan terjadinya malam Lailatul Qodar yaitu pada malam-malam ganjil sepuluh terkhir Ramadhan, akan tetapi pada masa sekarang ini kita tidak mengetahui secara pasti apakah waktu sebenarnya awal Ramadhan itu sesuai dengan yang kita ketahui atau tidak, sehingga kita juga tidak tahu secara pasti  mana yang malam-malam ganji dan mana yang malam-malam genap. Untuk itu akan lebih baiknya jika kita meningkatkan secara maksimal kita di sepuluh malam-malam terakhir bulan Ramadhan bukan hanya dimalam-malam Ganjilnya saja.
            Ada beberapa hal yang perlu kita lakukan guna menggapai Lailatul Qadar . antara lain dengan lebih bersungguh-sungguh dalam semua bentuk ibadah pada hari-hari Ramadhan, menjauhkan diri dari semua hal yang dapat mengurangi keseriausan beribadah pada hari-hari itu, mengikutsertakan seluruh anggota keluarga sebagaimana dicontohkan Rasulullah Saw, melakukan itikaf, melakukan Qiayamullail berjamaah sampai dengan rakaat terakhir yang dilakukan oleh imam, memperbanyak doa memohon ampunan dan keselamatan kepada Allah.
Dan Disunnahkan juga untuk memperbanyak do’a pada malam tersebut. Diriwayatkan dari ‘A`isyah, dia berkata: Aku bertanya: Ya Rasulullah, apa pendapatmu jika aku tahu kapan Lailatul Qadr (terjadi), apa yang harus aku ucapkan? Beliau menjawab: “Ucapkanlah:
Allahumma Innaka ‘Afwun tuhibbul ‘Afwa fa’fu ‘anniy
“Ya Allah, Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan mencintai orang yang meminta ampunan, maka ampunilah aku.” (HR. At-Tirmidziy 3760 dan Ibnu Majah 3850, sanadnya shahih). ( Wallahu A’lam)


0 komentar:

Posting Komentar

bagaimana tampilan blog ini?