rewa

rewa
rf

KEMBALI KE FITRAH DI BULAN SYAWAL

By Desi Awal Mar’ah

Ramadhan yang kita cintai telah usai untuk edisi tahun ini. Kita akan segera menginjak bulan yang baru yaitu Syawal yang terdapat hari besar kita umat muslim yaitu Idul Fitri.
Idul Fitri adalah hari raya yang datang berulangkali setiap tanggal 1 Syawal, yang menandai puasa telah selesai dan kembali diperbolehkan makan minum di siang hari. Artinya kata fitri di sini diartikan “berbuka” atau “berhenti puasa” yang identik dengan makan minum. Maka tidak salah apabila Idul Fitri disambut dengan makan-makan dan minum-minum yang tak jarang terkesan diada-adakan oleh sebagian keluarga.
Idul Fitri juga diartikan dengan kembali ke fitrah (awal kejadian). Dalam arti mulai hari itu dan seterusnya, diharapkan kita semua kembali pada fitrah. Di mana pada awal kejadian, semua manusia dalam keadaan mengakui bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan. Dalam istilah sekarang ini dikenal dengan ”Perjanjian Primordial” sebuah perjanjian antara manusia dengan Allah yang berisi pengakuan ke Tuhan-nan.
Allah.swt berfirman yang artinya:

"(Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhan-mu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”)"
. (al-A’raf  7 :172)      
Seiring dengan perkembangan itu sendiri, banyak di antara manusia dalam perjalanan hidupnya yang melupakan Allah serta telah melakukan dosa dan salah kepada Allah dan kepada sesama manusia. Untuk itu, memahami kembali makna Idul Fitri (kembali ke fitrah) dengan membangun kembali pengabdian hanya kepada Allah adalah sebuah keharusan sehingga kita semua dapat menjadi hamba-hamba muttaqin dan hamba yang tidak mempunyai dosa. Dosa kepada Allah terhapus dengan jalan bertaubat dan dosa kepada sesama manusia dapat terhapus dengan silaturrahmi.       


Idul Fitri atau kembali ke fitrah akan sempurna tatkala terhapusnya dosa kita kepada Allah diikuti dengan terhapusnya dosa kita kepada sesama manusia. Terhapusnya dosa kepada sesama manusia dengan jalan kita memohon maaf dan memaafkan orang lain.      

(Dari al-Hasan bin Ali dan Muhammad bin al-Mutawakkil keduanya dari Abd al-Razaq dari al-Ma’mar dari al-Hasan dan Malik bin Anas dari al-Zuhri dari Abi Salamah dari Abi Hurairah berkata bahwa Rasulullah SAW senang melaksanakan Qiyam Ramadhan (Tarawih) meskipun tidak mewajibkannya. Kemudian bersabda : ”Barangsiapa melaksanakan Qiyam ramadhan (tarawih) karena Allah dan mencari pahala dari Allah akan diampuni dosanya yang telah lalu". Kemudian Rasulullah wafat, sedang masalah Qiyam Ramadhan tetap seperti sediakala pada pemerintahan Sayyidina Abu Bakar.ra dan pada awal pemerintahan Sayyidina Umar bin Khattab.ra).      

(Dari Muhammad bin Salam dari Muhammad bin Faudhail dari Yahya bin Sa’id dari Abi Salamah dari Abi Hurairah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa yang berpuasa pada bulan ramadhan dengan kepercayaan bahwa perintah puasa itu dari Allah dan hanya mengharap pahala dari Allah akan diampuni dosanya").

Terminologi yang Salah

Banyak umat islam saat ini yuang mengartikan idul fithri sebagai ‘Perayaan kembalinya kebebasan makan dan minum‘ sehingga tadinya dilarang makan di siang hari, setelah hadirnya Idul Fitri akan balas dendam, atau dimaknai sebagai kembalinya kebebasan berbuat maksiat yang tadinya dilarang dan ditinggalkan kemudian. Karena Ramadhan sudah usai maka kemaksiatan kembali ramai-ramai digalakkan.
Ringkasnya kesalahan itu pada akhirnya menimbulkan sebuah fenomena umat yang shaleh musiman, bukan umat yang berupaya mempertahankan kefitrahan dan nilai ketaqwaan.
Terminologi Idul Fitri seperti inilah yang harus dijauhi dan dibenahi, sebab selain kurang mengekspresikan makna idul fitri sendiri yang sebenarnya terdapat makna yang lebih mendalam lagi dari kata Idul Fitri, yang seharusnya dimaknai sebagai ‘Kepulangan seseorang kepada fitrah asalnya yang suci‘ sebagaimana ia baru saja dilahirkan dari rahim ibu. Secara metafor, kelahiran kembali ini berarti seorang muslim selama sebulan melewati Ramadhan dengan puasa, qiyamul lail, dan segala ragam ibadahnya harus mampu kembali berislam, tanpa benci, iri, dengki, serta bersih dari segala dosa dan kemaksiatan.

Sikap Kita Terhadap Idul Fithri
Sikap yang harus kita punyai Ketika merayakan Idul Fitri setidaknya ada tiga sikap, yaitu:
1.    Rasa penuh harap kepada AllahSWT (Raja’). Harap akan diampuni dosa-dosa yang berlalu. Janji Allah SWT akan ampunan itu sebagai buah dari “kerja keras” sebulan lamanya menahan hawa nafsu dengan berpuasa.
2.   Melakukan evaluasi diri pada ibadah puasa yang telah dikerjakan. Apakah puasa yang kita lakukan telah sarat dengan makna, atau hanya puasa menahan lapar dan dahaga saja disiang bulan Ramadhan kita berpuasa, tetapi hati kita, lidah kita tidak bisa ditahan dari perbuatan atau perkataan yang menyakitkan orang lain. Kita harus terhindar dari sabda Nabi SAW yang mengatakan banyak orang yang hanya sekedar berpuasa saja sekedar menahan lapar dan dahaga saja: “Banyak sekali orang yang berpuasa, yang hanya puasanya sekedar menahan lapar dan dahaga“.
3.   Mempertahankan nilai kesucian yang baru saja diraih. Tidak kehilangan semangat dalam ibadah karena lewatnya bulan Ramadhan, karena predikat taqwa seharusnya berkelanjutan hingga akhir hayat. Firman Allah SWT: “Hai orang yang beriman, bertagwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan ber-agama Islam ” (QS. Ali Imran: 102). ( Wallahu A’lam)
Sumber : Lembar Risalah An-Natijah No. 39/Thn. XIII  -  26 September 2008

Menggapai Malam Seribu Bulan

Oleh Desi Fitriani Afifah
“Barangsiapa yang menghidupkan Lailatul Qadar ( dengan shalat, dzikir dan tilawah Qur’an ) karena dilandasi oleh dan karena mengharap pahala dari Allah, ia diampuni dosanya yang telah lalu.”(HR. Bukhori )
Setelah disyariatkan nikmat-Nya melalui ibadah puasa dalam rangka meraih ketakwaaan. Allah SWT melengkapi nikmat bagi hamba-Nya melalui Lailatul Qadar yang sering disebut Malam Seribu Bulan yang merupakan malam yang utama dan tidak ada yang lebih utama dari Lailatul Qadar  karena Lailatul Qadar lebih utama dari amalan yang dilakukan selama seribu bulan seperti shalat, tilawah Qur’an, dzikir, shadaqah, zakat dan infak.
            Lailatul Qadar ini hanya diberikan kepada umat Muhammad Saw, sebagaimana riwayat Anas bin Malik r.a, Rasulullah Saw bersabda :
“Lailatul Qadar untuk umatku, dan tidak memberikannya kepada umat sebelumnya”.
Keutamaan Lailatul Qadar
Cukuplah untuk mengetahui tingginya kedudukan Lailatul Qadr dengan mengetahui bahwasanya malam itu lebih baik dari seribu bulan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman (yang artinya):
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur`an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (Al-Qadr:1-5)
Dan juga dari hadits Rasulullah yang artinya
,”Sesungguhnya para malaikat pada malam itu lebih banyak turun ke bumi daripada jumlah pepasiran.” (HR. Ibnu Khuzaimah yang sanadnya dihasankan oleh Al Bani)

Keutamaan lain dari  Lailatul Qadar ialah pada malam itu pintu-pintu langit dibuka, dan Allah menerima taubat dari hamba-Nya yang bertaubat. Pada malam itu juga para malaikat turun ke bumi menghampiri hamba-hamba Allah yang sedang Qiyamullail dan melakukan dzikir, para malaikat mengucapkan salam pada mereka.
            Tanda-tanda  Lailatul Qadar
Ada beberapa tanda-tanda terjadinya Lailatul Qodar yang dijelaskan Rosulullah dalam haditsnya yang diantaranya adalah
Dari Ubaiy, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Pagi hari malam Lailatul Qadr, matahari terbit tidak ada sinar yang menyilaukan, seperti bejana hingga meninggi.” (HR. Muslim no.762)
Dan dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Malam Lailatul Qadr adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak juga dingin, dan keesokan harinya sinar mataharinya melemah kemerah-merahan.” (HR. Ath-Thayalisiy 349, Ibnu Khuzaimah 3/231 dan Al-Bazzar 1/486, sanadnya hasan)



Waktu terjadinya Lailatul Qadar
Pendapat yang paling kuat,tentang terjadinya Lailatul Qadr itu pada malam di akhir-akhir bulan Ramadhan sebagaimana ditunjukkan oleh hadits ‘A`isyah, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dan beliau bersabda:
 “Carilah Lailatul Qadr di malam ganjil pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Al-Bukhariy no.2017 dan Muslim no.1169)
Jika seseorang merasa lemah atau tidak mampu, maka janganlah sampai terluput dari tujuh hari terakhir, berdasarkan riwayat dari Ibnu ‘Umar, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
 “Carilah di sepuluh hari terakhir, jika salah seorang di antara kalian tidak mampu atau lemah maka jangan sampai terluput dari tujuh hari sisanya.” (HR. Muslim no.1165)
Walau Rosulullah SAW telah menjelaskan tentang kapan terjadinya malam Lailatul Qodar yaitu pada malam-malam ganjil sepuluh terkhir Ramadhan, akan tetapi pada masa sekarang ini kita tidak mengetahui secara pasti apakah waktu sebenarnya awal Ramadhan itu sesuai dengan yang kita ketahui atau tidak, sehingga kita juga tidak tahu secara pasti  mana yang malam-malam ganji dan mana yang malam-malam genap. Untuk itu akan lebih baiknya jika kita meningkatkan secara maksimal kita di sepuluh malam-malam terakhir bulan Ramadhan bukan hanya dimalam-malam Ganjilnya saja.
            Ada beberapa hal yang perlu kita lakukan guna menggapai Lailatul Qadar . antara lain dengan lebih bersungguh-sungguh dalam semua bentuk ibadah pada hari-hari Ramadhan, menjauhkan diri dari semua hal yang dapat mengurangi keseriausan beribadah pada hari-hari itu, mengikutsertakan seluruh anggota keluarga sebagaimana dicontohkan Rasulullah Saw, melakukan itikaf, melakukan Qiayamullail berjamaah sampai dengan rakaat terakhir yang dilakukan oleh imam, memperbanyak doa memohon ampunan dan keselamatan kepada Allah.
Dan Disunnahkan juga untuk memperbanyak do’a pada malam tersebut. Diriwayatkan dari ‘A`isyah, dia berkata: Aku bertanya: Ya Rasulullah, apa pendapatmu jika aku tahu kapan Lailatul Qadr (terjadi), apa yang harus aku ucapkan? Beliau menjawab: “Ucapkanlah:
Allahumma Innaka ‘Afwun tuhibbul ‘Afwa fa’fu ‘anniy
“Ya Allah, Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan mencintai orang yang meminta ampunan, maka ampunilah aku.” (HR. At-Tirmidziy 3760 dan Ibnu Majah 3850, sanadnya shahih). ( Wallahu A’lam)


CANGKIR YANG CANTIK

Sepasang  kakek dan nenek pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik. “Lihat  cangkir  itu,”  kata  si nenek kepada suaminya. “Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat,” ujar si kakek.
Saat  mereka  mendekati  cangkir  itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara “Terima  kasih  untuk  perhatiannya,  perlu  diketahui  bahwa  aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok  tanah liat yang  tidak  berguna.  Namun suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar.
Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop ! Stop  ! Aku berteriak,  Tetapi  orang  itu  berkata  “belum  !”  lalu ia mulai menyodok  dan meninjuku  berulang-ulang. Stop! Stop ! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku,  tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku  ke  dalam  perapian.  Panas ! Panas ! Teriakku dengan keras. Stop ! Cukup ! Teriakku lagi. Tapi orang ini berkata “belum !”
Akhirnya  ia  mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku  pikir,  selesailah  penderitaanku.  Oh  ternyata  belum. Setelah dingin aku diberikan  kepada  seorang  wanita  muda  dan dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop ! Stop ! Aku berteriak.
Wanita  itu  berkata “belum !” Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan  aku  lagi  ke  perapian  yang  lebih panas dari sebelumnya! Tolong ! Hentikan  penyiksaan  ini  !  Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang  ini  tidak  peduli  dengan teriakanku.Ia  terus membakarku. Setelah puas “menyiksaku” kini aku dibiarkan dingin.
Setelah  benar-benar  dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku  dekat  kaca.  Aku  melihat  diriku.  Aku  terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya,  karena  di  hadapanku  berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.
***
Sahabat,  dalam kehidupan ini adakalanya kita seperti  disuruh berlari, ada kalanya kita seperti digencet permasalahan kehidupan. Tapi sadarlah bahwa lakon-lakon itu merupakan cara Tuhan untuk membuat kita kuat. Hingga cita-cita kita tercapai. Memang pada saat itu tidaklah  menyenangkan,  sakit,  penuh  penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah  satu-satunya  cara  untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan memancarkan kemuliaan.
“Sahabat,  anggaplah  sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai pencobaan, sebab  Anda tahu bahwa ujian  terhadap  kita menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya Anda menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.”
Apabila  Anda  sedang  menghadapi  ujian  hidup, jangan kecil hati, karena akhir dari apa yang sedang anda hadapi adalah kenyataan bahwa anda lebih baik, dan makin cantik dalam kehidupan ini.
Read more: http://www.resensi.net/cangkir-yang-cantik/2008/07/#ixzz18dFexaVL

Jangan Lakukan Ke 10 Aktifitas Ini Jika Otak Anda Tidak Ingin Rusak!!

Beberapa aktivitas yang kita lakukan ternyata dapat merusak organ tubuh kita yang sangat vitals seperti otak. Ada 10 aktivitas yang bisa merusak kerja otak yang saya kumpulkan dari sebuah forum. Mungkin artikel otak ini bisa membantu anda dalam kehidupan sehari-hari.
Otak manusia terdiri lebih dari 100 miliar syaraf yang masing-masing terkait dengan 10 ribu syaraf lain. Bayangkan, dengan kerumitan otak seperti itu, maka Anda wajib menyayangi otak Anda cukup dengan menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk yang sering disepelekan.
Otak adalah organ tubuh vital yang merupakan pusat pengendali sistem syaraf pusat. Otak mengatur dan mengkordinir sebagian besar gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh.
Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi. ingatan, pembelajaran motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya.
Sungguh suatu tugas yang sangat rumit dan banyak dan inilah 10 kegiatan yang bisa merusak kerja otak kita
1. Tidak mau sarapan
Banyak orang menyepelekan sarapan, padahal tidak mengkonsumsi makanan di pagi hari menyebabkan turunnya kadar gula dalam darah. Hal ini berakibat pada kurangnya masukan nutrisi pada otak yang akhirnya berakhir pada kemunduran otak.
2. Kebanyakan makan
Terlalu banyak makan mengeraskan pembuluh otak yang biasanya menuntun kita pada menurunnya kekuatan mental.
3. MEROKOK
Merokok ternyata berakibat sangat mengerikan pada otak kita. Bayangkan, otak kita bisa menyusut dan akhirnya kehilangan fungsi-fungsinya. Tak ayal diwaktu tua kita rawan Alzheimer.
4. Terlalu banyak mengkonsumsi gula
Terlalu banyak asupan gula akan menghalangi penyerapan protein dan gizi sehingga tubuh kekurangan nutrisi dan perkembangan otak terganggu.
5. Polusi udara
Otak adalah bagian tubuh yang paling banyak menyerap udara. Terlalu lama berada di lingkungan dengan udara berpolusi membuat kerja otak tidak efisien.
6. Kurang tidur
Tidur memberikan kesempatan otak untuk beristirahat. Sering melalaikan tidur membuat sel-sel otak justru mati kelelahan.
7. Menutup kepala ketika sedang tidur
Tidur dengan kepala yang ditutupi merupakan kebiasaan buruk yang sangat berbahaya karena karbondioksida yang diproduksi selama tidur terkonsentrasi sehingga otak tercemar. Jangan heran kalau lama kelamaan otak menjadi rusak.
8. Berpikir terlalu keras ketika sedang sakit
Bekerja keras atau belajar ketika kondisi tubuh sedang tidak fit juga memperparah ketidakefektifan otak.
9. Kurangnya stimulasi otak
Berpikir adalah cara terbaik untuk melatih kerja otak. Kurang berpikir justru membuat otak menyusut dan akhirnya tidak berfungsi maksimal.
10. Jarang bicara
Percakapan intelektual biasanya membawa efek bagus pada kerja otak.
www.lintasberita.com

Apa Quran dapat menerangkan Cara bikin "Soto Ayam"???

Ada seorang yang masih kafir dan ingin masuk islam, namun masih ragu untuk masuk islam, maka didekatinyalah kawan seorang muslim agar menjelaskan beberapa permasalan yang ia ragukan, supaya pembicaraan enak maka diajaknyalah si muslim tadi  ke sebuah Warung Nasi Soto.

Lalu si kafir memesan makanan begitu juga si muslim, setelah makanan terhidang kebetulan si kafir memesan "Soto Ayam" , maka niat si kafir ingin mendapat bukti bahwa Quran itu dapat menjawab semua permasalahan. Sebelum acara makan  terlintas dalam pikiran si kafir untuk menanyakan kepada si muslim:

"Kamu bilang Quran dapat menerangkan segalanya? boleh aku bertanya sesuatu?" Tanya si Kafir kepada si Muslim.

"Betul, dan silahkan jika kamu ingin bertanya." jawab si Muslim.

" Apakah Quran dapat menerangkan cara bikin "Soto Ayam" ini? .Tanya si Kafir, agak ragu si kafir ini apa dapat dijawab pertanyaan ini oleh si muslim.

Si Muslim menjawab: " Sudah tentu ada", jawab si Muslim. Lalu si Muslim minta tolong ke tukang jualannya untuk menerangkan cara bikin "Soto Ayam" kepada si Kafir. Dengan cekatan tukang jualan Soto itu menerangkan cara membuat Soto Ayam tersebut kepada si Kafir. Setelah selesai lalu si Kafir bertanya:

"Lho kan yang aku tanya kepada kamu dari Quran bukan dari dia (Tukang jualan) ?". Tanya si Kafir kepada si Muslim dan si Muslim menjawab:

" Benar, didalam Quran diterangkan bahwasanya kalau kita tidak tahu maka tanyakan kepada ahlinya. Selesai kan?"

ini ayatnya:

 " maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui."

(QS Al-Anbiya”: 7)

Si Kafir bengong dan terkagum atas penjelasan si Mulsim itu, lalu setelah acara makan di warung tadi  tanpa ada keraguan lagi si Kafir mengatakan ingin masuk islam.

Tafsir Ayat yang dimaksud lengkapnya adalah:

(QS Al-Anbiya”: 7)

"Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu, melainkan beberapa orang-laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui."



Di dalam tafsir Al-Jami” li Ahkamil Quran karya Al-Imam Al-Qurtubi dijelaskan bahwa firman Allah SWT, “Kami tiada mengutus rasul rasul sebelum kamu, melainkan beberapa orang-laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka“, sebagai jawaban atas argumentasi para orang kafir yang meragukan kenabian Muhammad SAW. Mereka mencemooh bahwa Muhammad SAW itu sama saja dengan manusia biasa. Tidak ada kelebihan apapun, sehingga tidak perlu diikuti ajarannya.



Maka Allah SWT turunkan ayat ini yang membandingkan antara nabi Muhammad SAW dengan para nabi terdahulu. Di mana para nabi terdahulu itu sama saja dengan beliau SAW, sama-sama manusia biasa. Hanya saja mereka mendapatkan wahyu dari Allah SWT.



Disebutkan ”beberapa laki-laki” untuk menunjukkan bahwa para nabi terdahulu tidak lain juga manusia, sebagaimana Muhammad SAW juga manusia. Tapi yang membedakan, para nabi terdahulu dan juga Muhammad SAW mendapatkan wahyu dari Allah. Ayat ini menegaskan bahwa nabi itu bukan malaikat, karena disebutkan dengan kata ”laki-laki, yang menunjukkan bahwa mereka adalah dari jenis manusia.

Firman-Nya: Fas”alu ahlaz-zikri (tanyakan kepada ahli zikri)



Apabila para orang kafir itu masih belum bisa menerima argumentasi ini, silahkan saja mereka bertanya kepada ahluz zikri. Sufyan menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan ahlaz-zikri adalah para ahli Taurat dan Injil yang telah beriman kepada nabi Muhammad SAW (sudah masuk Islam).



Disebut mereka itu ahluz-zikri (makna zikr adalah mengingat), karena mereka paham dan mengerti betul kisah para nabi terdahulu yang belum dikenal oleh bangsa Arab. Dan para kafir Quraisy memang terbiasa bertanya kepada ahli Taurat dan Injil tentang nab-nabi terdahulu. Di sini Allah menegaskan kembali untuk bertanya kepada mereka bila belum tahu.



Versi Penafsiran yang Lain



Selain versi penafsiran di atas, sebagian ahli tafsir punya versi lain dari maksud ayat di atas. Bahwa menurut mereka yang dimaksud dengan ahli zikri adalah para ulama yang sangat mengerti isi Al-Quran. Demikian menurut Ibnu Zaid.

Senada dengan itu, diriwayatkan bahwa ketika ayat ini diturunkan, sayyidina Ali bin Thalib berkata, “Kami adalah ahluz-zikri.”



1. Ayat ini menjadi dasar atas kewajiban setiap muslim untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak atau belum diketahuinya. Maksudnya, bertanya dalam masalah hukum-hukum Allah SWT yang telah diturunkan lewat kitab suci dan rasul-Nya

Yang dimaksud dengan ahluz-zikri tidak lain adalah para ulama yang memiliki derajat kefaqihan atas nash-nash syar”i.
2. Ayat ini juga menjadi dalil atas tidak wajibnya seseorang untuk bertaqlid hanya pada satu ulama saja, atau pada satu mazhab saja. Setiap orang boleh saja bertanya kepada siapa saja yang masih bisa digapainya, asalkan orang itu memiliki kriteria sebagai faqih (orang yang memahami maksud dan makna dari tiap perintah Allah).

Ayat ini tidak pernah mensyaratkan keharusan berpegang hanya pada satu mazhab saja, sebab kewajiban bertanya hanya sebatas kepada yang punya ilmu, tanpa dibatasi untuk setia hanya kepada satu saja orang berilmu dari mereka.


Kewajiban Anda Di Ramadhan

Ketahuilah wahai saudaraku seislam, bahwa Alloh
mewajibkan atas kita berpuasa sebagai ibadah
bagi-Nya, dan agar puasa anda menjadi
sempurna dan bermanfaat, maka lakukanlah halhal
berikut ini :
1. Jagalah sholat anda. Diantara orang-orang
yang berpuasa ada orang yang menelantarkan
sholat padahal sholat merupakan tiangnya
agama dan meninggalkannya termasuk
kekufuran.
2. Jagalah puasa Ramadhan. Latihlah anak-anak
anda untuk berpuasa kapan saja mereka
mampu dan berhati-hatilah dari berbuka
(membatalkan puasa) di bulan Ramadhan
tanpa ada udzur.
Nabi Shallallahu ’alaihi wa Salam pernah
melihat di dalam mimpinya sebuah kaum :
Yang digantung terbalik dengan kepada di
bawah, mulut-mulut mereka robek dan dari
mulut mereka darah bercucuran. Rasulullah
Shallallahu ’alaihi wa Salam berkata :
”Siapakah mereka ini?” (Malaikat) menjawab :
”mereka adalah orang yang berbuka sebelum
halal puasa mereka.” [Sebelum halal puasa
mereka yaitu sebelum waktu berbuka].
(dishahihkah al-Hakim dan disepakati oleh
adz-Dzahabi).
Barangsiapa yang membatalkan puasanya
sehari dengan sengaja maka wajib atasnya
menggantinya dan bertaubat.
3. Berhati-hatilah dari berbuka puasa di hadapan
manusia, sebagai implementasi sabda Nabi
Shallallahu ’alaihi wa salam :
”Seluruh umatku terampuni kecuali mujahirin
(orang yang menampakkan kemaksiatan).”
(muttafaq ’alayhi).
Ath-Thibi berkata : ”Setiap umatku diampuni
dari ghibah kecuali orang-orang yang
menampakkan (dosa). Membatalkan puasa
adalah suatu keberanian atas Alloh,
meremehkan Islam dan kelancangan terhadap
manusia. Ketahuilah barangsiapa yang tidak
berpuasa maka tidak ada ied atasnya, karena
ied itu adalah suatu kegembiraan besar
dengan menyempurnakan puasa dan
diterimanya ibadah.”
Bekal-Bekal Ramadhan – Syaikh Muhammad Jamil Zainu
4. Jadilah orang yang berakhlak baik, jauhilah
kekufuran dan mencela agama serta
mu`amalah yang buruk terhadap manusia,
berhujjah dengan puasa anda. Puasa itu
mendidik jiwa dan tidak memperburuk akhlak.
Nabi Shallallahu ’alaihi wa salam bersabda :
”Apabila salah seorang dari kalian sedang
berpuasa, maka janganlah mengumpat
(yarfuts) dan jangan pula membentak-bentak
(yaskhob). Apabila ada seorang yang mencela
atau menganiayanya, maka katakanlah :
sesungguhnya aku seorang yang sedang
berpuasa.” (muttafaq ’alayhi).
[mengumpat : mengucapkan kata kotor,
membentak : mengangkat suara].
5. Menjaga lisan dari ghibah (menggunjing),
berdusta dan selainnya. Nabi Shallallahu
’alaihi wa salam bersabda :
”Barangsiapa yang tidak meninggalkan
ucapan dusta atau melakukan kedustaan,
maka Alloh tidak butuh akan (puasanya yang)
meninggalkan makan dan minum.” (HR
Bukhari)
Dan sabda beliau :
”Betapa banyak orang yang berpuasa, namun
dia tidaklah mendapatkan dari puasanya
melainkan hanya dahaga.” [Shahih, HR ad-
Darimi].
6. Bacalah risalah seputar masalah puasa dan
selainnya, supaya anda dapat mengetahui
hukum-hukum seputar puasa sehingga anda
dapat mengetahui bahwa makan dan minum
karena lupa tidaklah membatalkan puasa,
jinabah (berkumpul dengan isteri atau mimpi)
pada malam hari tidaklah mencegah puasa,
walaupun yang wajib adalah menghilangkan
junub-nya untuk berthoharoh dan sholat.

Sumber
http://dear.to/abusalma

Asy-Syifa Selebaran edisi 2


Ramadhan Dan Generasi Berkualitas

Berdasarkan data sensus taahun 2010 dapat kita ketahui jumlah penduduk indonesia mencapai 234 juta, itu belum yang terlahir sebelum maupun setelah sensus selesai dilakukan. Begitu juga dengan yang meninggal dalam tempo waktu itu. Jumlah penduduk yang banyak belum menjamin bahwa bangsa kita adalah bangsa yang berkualitas. Hal ini berkaitan dengan setandarisasi kualitas seorang muslim bahwa satu orang muslim berbanding sepuluh orang non muslim.
            Ada sebuah kisah bahwa, pada masa kejayaan islam, kaum muslimun yang hanya berjumlah 3000 pasukan harus berhadapan ddengan 200.000 tentara romawi yang bersenjata lengkap. Dalam peristiwa tersebut kita ketahui bahwa kaum muslim yang belum pernah berhadapan dengan tentara sebegitu banyaknya merasa takut untuk menyerang, begitu juga dengan orang romawi yang telah mendengar informasi keagresifan kaum muslimin dalam peperangan merasa gentar untuk maju menyerang.
            Sepenggal kisah diatas menunjukan betapa kualitas kaum muslimin yang meski jumlahnya sedikit namun menjadi perhitungan tersendiri bagi tentara tartar. Ini menunjukan kualitas generasi terdahulu umat ini yang mampu menggentarkan kaum romawi yang berjumlah ratusan ribu. Padahal kalu kita kalkulasi perbandingannya adalah 1:66 namun kaum muslimin masih mampu menunjukan kualitasnya pada dunia. Hal ini karena memang kondisi keimanan masih mendominasi kaum muslimin pada masa itu.
            Sekarang mari kita lihat hari i ni, kondisi kaum muslimin samapersis dengan yang dikatakan oleh rasulullah atau tidak bahwa akan datang suatu masa, dimana kaum muslimin ibarat makanan yang dihidangkan di meja makan, kemudian seorang sahabat bertanya, apakah jumlah kami sedikit ya rosull? Tidak jawab rasull, jumlah kalin banyak, namun kalian ibarat buih dialutan yang mudah di ombang-ambingkan ombak.
            Saudaraku betapa banyak negara yang mayoritas penduduknya muslim menjadi jajahan kaum non muslim, kita lihat negeri arab yang mayoritas adalah penghasil minyak, namun mereka harus menjualnya kepada bangsa lain dan mereka hanhya mendapat keuntungan beberapa persen saja, hal ini karena keterbatasan sumberdaya manusia yang berkualitas, yang mampu mengelola dengan baik dan mampu menyediakan perlengkapan yan dibutuhkan. Karena lemahnya dibidang teknologi maka tidak heran jika kita hanya menjadi budak di negeri sendiri. Tidak perlu jauh-jauh, bagaimana perjalanan PT Frepoot yang mengeruk emas negeri ini, namun keuntungan yang kita dapatkabn hanya 5% saja. Siapa yang diuntungkan? Tentu jawabannya adalah kaum non muslim.
            Dalam kaitannya dengan kualitas yang baik, mari dibulan romadhan ini kita tingkatkan kualitas diri kita, keimanan kita dengan memperbanyak mendekatkan diri kepada Allah, salah satunya adalah memperbanyak bacaan al-Qur’an, karena di bulan inilah Allah swt menurunkan alqur’an inna anzalnaahu fiihilQur’an. Kita ketahui bahwa banyak ilmu yang dapat digali dari kitab suci umat islam ini, dari proses pembentukan tata surya, proses terbentuknya janin bahkan berita tentang kejadian kiamat yang sudah ada sejak 1441 tahun yang lalu, yang semua beritanya tidak dapat di bantah oleh ilmu pengetahuan. Sekarang apakah kita mau hanya seperti ini saja? Menerima penjelasan tentang ilmu pengetahuan dari orang lain padahal yang sebenarnya bersumber dari kitab suci kita.
            Selain dari memperbanyak membaca ayat-ayat Qouliyah, mari kita membaca ayat-ayat kauniyah sehingga kapasitas intelektual kita pun bertambah untuk benar-benar menjadi orang yang berkualitas. Selan dari sisi intelektual, dalam sisi ekonomipun kita harus meningkatkan kualitas ekonomi muslim yang bermanfaat untuk seluruh umat manusia, dengan aktif membayar zakat ketika sudah sampai batas nishob, berinfak dan bersedekah. Hal ini untuk diberdayakan demi kesejahteraan umat.
            Saudara-saudaraku yang berbahagia, dibulan yang penuh berkah, penuh ampunan dan dijanjikan banyaknya pahala yang dilipat gandakan, sudah selayaknya jika seorang muslim berlomba-lomba dalam mendekatkan diri kepada Alloh, berbagi kebahagiaan bersama kaum muslim yang lain agar dihari yang fitri kita mnjadi fitri kembali.[]

bagaimana tampilan blog ini?